24 Oktober 2007

Kaki Gemetar di Ujung Papan Bungee Jumping

Kejadiannya sudah lewat sebelas tahun lalu. Ini gara-gara aku dapat voucher gratis Bungee Jumping di Australian Bungee Jumping, Kuta. Aku pikir, bungee jumping itu biasa saja. Alah, paling-paling takut sebentar.

Dengan diantara kakak dan keponakanku, aku dengan gagahnya pergi ke Kuta. Nyaliku mulai mengecil sewaktu diminta menandatangani surat perjanjian, yang antara lain berbunyi : penyelenggara tidak bertanggung jawab atas keselamatan si pengguna….Weleh…weleh…
Tapi karena waktu itu belum punya tanggungan yang harus dipikirkan nasibnya jika aku tak selamat, aku nekat aja menandatangani perjanjian itu.

Trus, aku naik tangga sebanyak seratus biji. Walahhh….lebih tinggi dari menara Eiffel, kali! Waktu lihat ke bawah, perutku langsung mual. Duh, inginnya turun lagi. Tapi instrukturnya yang bule Australia menatapku dengan wajah menenangkan. “Are you okay?” tanyanya. Eh, kok aku mengangguk ya? Padahal hatiku udah kebat-kebit melihat kolam renang yang terlihat keciiiiillll banget dari menara itu.

Trus, aku dipasangin tali di sekujur tubuhku. Kemudian, aku dipeluk dari belakang sama instruktur. Diajak ke ujung papan yang kayak papan loncat indah.

“Ready?” Aku menggeleng. “I’m scared.” Oke…dia peluk aku lagi, memberi rasa nyaman dan dia menghitung mundur….five four, three, two, one…”jump!” katanya. Eh, kakiku masih nyantol di ujung papan. Trus, dia kasih aku semangat. “I will not push you…you have to jump yourself. Okay?”. Trus, dia ulangin lagi menghitung : five, four, three, two , one….”jump!”Duh, yang kedua kali gagal juga. Yang ketiga nih…si instruktur udah mulai kelihatan gak sabaran. Tapi ia masih mencoba kasih semangat ke aku. Dia guncang-guncang bahuku. “Common, girl. You’re strong enough!” Trus, hitung mundur lagi : five, four, three, two, one….”jump” aku tidak mendengar dengan jelas ucapannya yang terakhir. Tubuhku terasa didorong trus melayang-layang di udara. Kaki diatas terikat tali, sedangkan tubuh dan tanganku di bawah. Setelah berayun-ayun, tubuhku melompat kembali naik, turun sebanyak tiga kali, persis seperti yoyo. Perutku terasa kosong. Mukaku memerah.
Oalahhhhh….kapok deh.

1 komentar:

sachroel mengatakan...

wekekekek
nge-liat di tv aja...saya udah ngeri...& gak berniat mencoba he..he..