29 Oktober 2007

Ketupat Be Pasih

Mau tau sarapan enak di daerah Nusa Dua? Coba deh Ketupat Be Pasih di jalan Siligita Nusa Dua. Lauk yang ditawarkan antara lain : udang goreng, kepiting kuah bumbu Bali, ikan laut kuah bumbu Bali, gurita goreng, ikan asin bulu ayam, sayur urap campuran antara daun turi, kacang panjang dan tauge.

Satu porsi terdiri dari satu buah ketupat berukuran besar dibelah dua atau nasi panas sepiring, kemudian lauknya bisa memilih sesuai selera. Di atasnya kemudian ditaburi kacang goreng.

Seporsi harganya tergantung lauk yang dipilih. Rata-rata harganya Rp 7,000 - Rp 8,000 rupiah. Tapi kalau milih rajungan/kepiting kuah, harganya bisa dua kali lipat. Ada yang sampai kena biaya sampai RP 25,000 per porsi karena beli rajungan terpisah pakai mangkok. Kalau masalah rasa, bagi penggemar seafood, wuaahhh...ditanggung tidak akan kecewa. Tapi kalo ke sana mesti pagi-pagi. Di atas jam sembilan pagi lauknya sudah habis!

Kalo mau tau lokasinya, coba cari dulu perempatan menuju Siligita. Dari perempatan situ, kurang lebih 2 km di sebelah kanan jalan, cari warung yang ada pajangan makanan, trus depannya ada Bale Bengong.

Untuk ukuran perut perempuan, satu porsi bisa bikin males makan siang lo....Selamat mencoba!

28 Oktober 2007

Karena Engkau Adalah Rumah

Karena engkau adalah rumah
aku mengisimu dengan perabotan
seperangkat hati yang belum sempurna
satu set sofa kasih sayang
sebuah lemari penuh lipatan baju hangat
satu kulkas penuh sayuran segar beraroma cinta

Engkau memberiku sarang
yang kemudian kusebut rumah
memberiku kehangatan
dari perapian hatimu yang lugu

Engkau adalah rumah
tempatku pulang
membawa penat dan lelahku
menyandarkan capai dalam pilar-pilarmu

Meski bangunanmu bukan terbuat dari batu dan semen
berhiaskan paras dan batu palimanan
aku nyaman berada di sana
dan kusebut engkau sebagai rumah
sarang tempatku bernaung
meski engkau bukan yang terbaik diantara yang terbaik
tapi engkaulah yang terbaik dari yang baik

Karena engkau adalah rumah
maka hatiku kuletakkan di sana
bersama dua hati kecil
yang telah menetas dari telurku yang kau erami

Biarkan aku menetap di sana
hingga maut memanggilku pulang
karena aku bahagia
memilikimu sebagai rumahku

27 Oktober 2007

Pasar Malam Gianyar

Mau tau tempat makan terenak di Bali dengan classic recipe dan harga "rakyat"? Mampirlah ke Pasar Senggol Gianyar.

Letaknya di tengah-tengah kota Gianyar. Kalau pagi hari, tempat ini menjadi pasar tradisional yang menjual bahan-bahan mentah kebutuhan rumah tangga, sedangkan malam hari menjadi pasar senggol.

Dari aneka lauk-pauk hingga jajanan ada di pasar ini. Makanan khas Bali, semisal : serombotan, babi guling, ayam bakar sambal mentah, kue-kue tradisional Bali, seperti : klepon, kolak pisang, lukis, laklak, dsb, semuanya lengkap ada di sini. Ada juga pedagang penganan lain seperti : gorengan, tahu goreng sambal tomat, aneka krupuk, penjual VCD, mainan anak-anak dan lain sebagainya.

Kalo mau coba jajanannya, cobalah : kolak pisang kepok mentah, puding dari rumput laut, laklak, kelepon dan sirat. Tahu goreng dengan sambal tomatnya juga oke buat dicoba. Wuah...yummi banget lo. Nyam-nyam deh.

Kalo mo coba lauk-pauknya, buat yang Muslim, ada kok yang khusus jual dengan bahan ayam. Coba ayam bakarnya yang disuwir-suwir pakai sambel mentah yang puedesss banget itu, ditambah ayam betutu, sayur urap, plus telur pindang dan kacang tanah goreng-nya. Kalo mau kuah, tambah dengan ares bebek. Walah...mak nyuss banget deh.

Ingat ya...kalo ke Bali, mampir ke Pasar Senggol Gianyar. Dijamin, bakal pengen balik lagi!

24 Oktober 2007

Kaki Gemetar di Ujung Papan Bungee Jumping

Kejadiannya sudah lewat sebelas tahun lalu. Ini gara-gara aku dapat voucher gratis Bungee Jumping di Australian Bungee Jumping, Kuta. Aku pikir, bungee jumping itu biasa saja. Alah, paling-paling takut sebentar.

Dengan diantara kakak dan keponakanku, aku dengan gagahnya pergi ke Kuta. Nyaliku mulai mengecil sewaktu diminta menandatangani surat perjanjian, yang antara lain berbunyi : penyelenggara tidak bertanggung jawab atas keselamatan si pengguna….Weleh…weleh…
Tapi karena waktu itu belum punya tanggungan yang harus dipikirkan nasibnya jika aku tak selamat, aku nekat aja menandatangani perjanjian itu.

Trus, aku naik tangga sebanyak seratus biji. Walahhh….lebih tinggi dari menara Eiffel, kali! Waktu lihat ke bawah, perutku langsung mual. Duh, inginnya turun lagi. Tapi instrukturnya yang bule Australia menatapku dengan wajah menenangkan. “Are you okay?” tanyanya. Eh, kok aku mengangguk ya? Padahal hatiku udah kebat-kebit melihat kolam renang yang terlihat keciiiiillll banget dari menara itu.

Trus, aku dipasangin tali di sekujur tubuhku. Kemudian, aku dipeluk dari belakang sama instruktur. Diajak ke ujung papan yang kayak papan loncat indah.

“Ready?” Aku menggeleng. “I’m scared.” Oke…dia peluk aku lagi, memberi rasa nyaman dan dia menghitung mundur….five four, three, two, one…”jump!” katanya. Eh, kakiku masih nyantol di ujung papan. Trus, dia kasih aku semangat. “I will not push you…you have to jump yourself. Okay?”. Trus, dia ulangin lagi menghitung : five, four, three, two , one….”jump!”Duh, yang kedua kali gagal juga. Yang ketiga nih…si instruktur udah mulai kelihatan gak sabaran. Tapi ia masih mencoba kasih semangat ke aku. Dia guncang-guncang bahuku. “Common, girl. You’re strong enough!” Trus, hitung mundur lagi : five, four, three, two, one….”jump” aku tidak mendengar dengan jelas ucapannya yang terakhir. Tubuhku terasa didorong trus melayang-layang di udara. Kaki diatas terikat tali, sedangkan tubuh dan tanganku di bawah. Setelah berayun-ayun, tubuhku melompat kembali naik, turun sebanyak tiga kali, persis seperti yoyo. Perutku terasa kosong. Mukaku memerah.
Oalahhhhh….kapok deh.

16 Oktober 2007

Bali Macet Euy!

Hei..hei..laporan... Liburan Lebaran geneee..Bali macet euy! Sentra-sentra pariwisata dipenuhi bis dan mobil-mobil plat "B" dan "L". Orang-orang Jakarta dan Surabaya pada pelesiran neh..

Hari Minggu lalu, aku dan keluarga pulang ke kampung, duh...macet di Bedugul ampe 2 jam. Gile deh. Mana bawa bayi umur 1 tahun. Nangis gak keruan. Trus si kakak pake acara muntah segala di tengah keramaian! Halah..halah...

Di simpang siur, by pass Ngurah Rai juga macet abis. Bis-bis pada membludak. Antrean panjang ampe sekian kilo meter.

Bali banjir rezeki. Iyalah. Kebanjiran mobil dan bus juga. Kebanjiran turis lokal. Untung hujan belum membuat Bali banjir air (masih juga ada untungnya ya?). Bali masih panas banget euy!
Gitu aja reportase singkat hari ini. Lagi gak mood nulis. Nyante aja lagee....

12 Oktober 2007

Ja-Im

Ja-Im? Perlu gak seh? Wah, ini tergantung situasinya. Perlu dan tidak perlu tergantung keperluannya untuk apa.

Ada beberapa pekerjaan yang sangat perlu Ja-Im tingkat tinggi, semisal saja : guru, penyelia, personalia, Public Relation, dll. Jaim sangat diperlukan untuk memenuhi pencitraan yang memang diharapkan oleh lingkungan. Jaim perlu untuk kelancaran pekerjaan yang bersangkutan. Apalagi di budaya kerja di Indonesia yang masih sangat kental masih menjunjung tinggi pencitraan. Jadi, jaim itu sangat perlu.

Kapan seh jaim tidak diperlukan. Halah..halah..gitu aja kok repot. Kalo mo ngomong dari ke hati ama yang tersayang...udah...gak usah jaim-lah. Ntar rugi lo. Mo untung jadi buntung. Semisal neh ya...kalo lagi marahan ma suami, contohnya. Trus, dia udah baik2in kita...gak usah jaimlah. Kalo emang masih cinta..ya cinta aja. Peluk dan cium dia. Gitu loh...(pernah gak sih ngalamin yang beginian?).

Gimana kalo ada yang ngajakin korupsi? Hayoooo...perlu jaim ato enggak???!!! (uh, takuut!!!). Dalam hal ini sih bukan jaim lagi namanya....udah masalah hukum benar ato salah. Kalo berani dihukum..silakan aja...(yee....!!!)

11 Oktober 2007

Terima Kasih Anak-anakku

Terima kasih anak-anakku
telah kalian beri aku kesempatan menjadi perempuan
menggenapkan hati yang belum sempurna ini

Keegoisanku perlahan terkikis karena kehadiranmu
menjadi butir-butir pengorbanan dan ketulusan
memberimu jalan
menjadi anak-anak lelaki gagah berani

Kusadari, berjuta kurangku dalam ketidaksempurnaan
perempuan yang kamu sebut “mama” ini
masih perlu banyak berbenah
untuk menyempurnakan ibadah
menunaikan misi suci sebagai ibumu

Kedua pasang matamu yang lugu, anak-anakku
tak pernah menghakimiku
meski aku masih belum mampu menjadi “ibu”
meski surga masih jauh dari telapak kakiku
meski terbatas waktu yang kubagi untukmu

Syukurku padamu, kedua anakku
karena engkau telah menjadi pelitaku
menjadi nyala api hidupku
menggantung sejuta harap padaku

Terima kasih, Anak-anakku
karena kalian telah menjadikanku seorang ibu

Bali, Budaya dan Agama Hindu

Berbicara mengenai Bali, tak pernah lepas dari keunikan budayanya. Masyarakat dan pikiran orang Bali sangat terpengaruh oleh budaya yang masih kuat dipertahankan hingga kini.

Ketika bicara mengenai budaya Bali (adat istiadat), maka budaya ini tidak akan bisa dipisahkan dari Agama Hindu. Jika dicermati, keduanya bercampur dan membentuk keunikan budaya Bali yang unik itu.

Agama Hindu di Bali sangat berbeda dengan agama Hindu di India. Agama Hindu di Bali diserap ke dalam budaya masyarakat Bali hingga out-putnya jadi sangat berbeda dengan agama Hindu di India. Sebagai contoh : konsep sarana persembahyangan dalam agama Hindu yang terdiri dari : air, api, bunga, buah, daun menjadi beragam bentuknya di dalam beragam upacara keagamaan. Hingga, sangat sulit dipisahkan, mana agama dan adat istiadat.

Dalam kehidupan modern, ada beberapa tradisi yang disederhanakan setelah ditinjau dari berbagai dasar filsafat dalam agama Hindu. Namun, berbagai tradisi tetap dipertahankan seperti aslinya seperti di daerah-daerah Bali Tengah dan Bali Selatan.

Budaya masyarakat agraris yang kini telah menjadi masyarakat modern dalam berbagai bentuk, kadang-kadang menjadi dilema sendiri bagi individu yang menjalaninya. Seperti : kewajiban ngayah di banjar yang berbenturan dengan jam kerja para anggota banjar. Namun fenomena ini tidak melunturkan keinginan masyarakat Bali untuk meneruskan tradisi leluhurnya. Semuanya bisa dikompromikan dengan berbagai cara, mengambil konsep harmonisasi yang menjadi dasar filosofis cara berpikir masyarakat Bali.

Bali memang unik dan khas. Semoga saja tradisi yang sudah mendarah daging ini masih bisa dipertahankan dalam jangka waktu lama dan tidak punah dalam gerusan jaman.

Cita Rasa

Bundanya Echa penggemar makanan. Gemar icip-icip makanan tapi paling alergi disuruh masak. Pokoknya paling bego kalo disuruh memasak.

Makanan apa saja sebenarnya bisa masuk lidahku. Terutama makanan Indonesia. Kalau masakan Eropa, kadang-kadang perut suka tidak bersahabat, terutama kalo makan makanan yang ada mayonaise-nya.

Nah, di blog ini, aku bakal nulis banyak soal makanan, terutama makanan Bali. Meski bego soal memasak, boleh dong suka kasih komentar soal makanan...seperti itu tuh..."Pak Mak Nyusss" (Pak Bondan Winarno) di Trans TV...Aku pengen memperkenalkan aneka masakan Bali neh. Tapi tidak tertutup kemungkinan ada juga masakan daerah atau Eropa aku tampilkan. Kebetulan tau-tau dikitlah mengenai makanan itu. Meski bego, yang penting PD...ya gak????

Musim Gugur di Hatiku

Daun-daun berguguran di hatiku. Satu per satu tanamanku layu. Mesti dengan apa kutumbuhkan kembali kebun yang pernah indah menghiasi hati?

Tuhan, berikanlah aku sekarung pupuk ketabahan agar hatiku kuat bertahan di atas kedua kakiku sendiri. Agar aku bisa selalu tersenyum pada kedua anakku. Agar aku bisa selalu menebarkan kasih sayang dan kehangatan pada keduanya. Mereka sangat membutuhkan kebahagiaan dan kegembiraan. Jangan lenyapkan itu semua dari hati dan jiwaku. Semata-mata demi mereka.

Tuhan, berikanlah suamiku payung kekuatan agar ia bisa menjadi tiang bagiku, bagi anak-anak. Hari esok masih panjang. Berilah ia yang terbaik. Berilah kebahagiaan. Karena ia adalah orang yang baik dan jujur, sosok lelaki baik yang telah memberiku kebahagiaan.

Kali ini musim gugur tengah menerpa hati kami berdua. Mudah-mudahan esok masih ada musim panas, saat mentari bersinar terang. Kemudian, musim semi memberi kesejukan dengan mekarnya bunga-bunga di taman.Cobaan ini belumlah seberapa. Mudah-mudahan Engkau berkenan untuk selalu bersamaku, bersama kami ya, Tuhan...

Di Manakah Letak Kebahagiaan?

Di manakah letak kebahagiaan? Pernah aku bertanya pada diriku. Ketika satu demi satu harapan dan impianku tercerabut dari hidup.

Kata-kata almarhum kakekku bergema di benakku,"Kebahagiaan letaknya di dalam sini." Tangannya menunjuk ulu hati. Kakekku yang buta huruf itu, memiliki kecerdasan dan kebijaksanaan yang tinggi. Setelah Ia tiada, bertahun-tahun kemudian, saat ini di kekinian, baru kurasa kata-katanya benar. Kebahagiaan tidak ke mana-mana atau di mana-mana. Kebahagiaan itu ada di dalam sini, di hatiku.

Kebahagiaan laksana berlian di dalam lumpur. Aku mesti menyingkirkan sekian juta kubik lumpur untuk menemukan berlianku. Di hatikulah terletak harta karun itu. Kebahagiaan itu. Aku tidak perlu mencarinya di hati orang lain. Aku mesti mencukupkan kebahagiaan pada diriku sendiri.

Berlian itu kini perlahan menyinariku. Berkelap-kelip. Ketika kucukupkan segala apa yang ada pada diriku, aku merasakan setetes kebahagiaan.

Aku sekarang tengah meleleh dalam keharuan. Tuhan, bantulah aku menyingkirkan sesekop demi sesekop lumpur yang menutupi berlianku. Dengan kasihmu, kuyakin aku akan merasakan sinar hangat berlianku. Kebahagiaan tertinggi. Ketenteraman yang Illahi.

08 Oktober 2007

Konsekuensi Pilihan

Pilihan seperti pisau bermata dua. Mengandung dua sisi. Ada sisi manis. Ada sisi pahit. Tidak bisa dinikmati kedua-duanya secara bersamaan. Mesti dikunyah satu per satu. Sisi manisnya terlebih dulu, baru sisi pahitnya. Atau kebalikannya.

Pilihan sangatlah tajam. Dia bisa melukai. Melukai hingga ke sumsum tulang yang paling dalam. Mengoyak-ngoyak hingga tulang menjadi rapuh dan goyah. Tapi dibalik itu, pilihan pun membawa berkah manis.Meski berhati-hati pun, pilihan dapat melukai. Karena hakekatnya pilihan selalu mengandung keduanya. Sisi melukai dan menyembuhkan luka.Tapi jangan pernah takut untuk memilih. Karena manusia mesti memilih apa yang terbaik buat dirinya. Tidak ada pilihan yang sempurna. Setidaksempurnanya hidup di dunia ini.

End of the Day

Every end of the day, I summarize my day. What lessons I've learned. What steps I'll do for tomorrow.End of the day is peak of the day. Peak of a mountain of life learning process. I'm like a climber, stepping my foot into its surface, climbing all lessons that are given from the above.End of the day contains wisdom. Wisdom of how to be better for tomorrow. Fruit of what I should study within a day.End of the day is a like a bed, where I can put my tired mind and wash my brain with its fresh sleep and rest.End of the day will end when my life is ended.